Sabtu, 25 Mei 2013

KNOWLEDGE PORTAL

KNOWLEDGE PORTAL


KELOMPOK C

NAMA : ELSA OKTARINA

Distribution (business)


Product distribution (or place) is one of the four elements of the marketing mix. Distribution is the process of making a product or service available for use or consumption by a consumer or business user, using direct means, or using indirect means with intermediaries.
The other three parts of the marketing mix are product, pricing, and promotion.

Channels and intermediaries

Distribution of products takes place by means of channels. Channels are sets of interdependent organizations (called intermediaries) involved in making the product available for consumption.[1] Merchants are intermediaries that buy and resell products. Agents and brokers are intermediaries that act on behalf of the producer but do not take title to the products.

Channel design

A firm can design any number of channels. Channels are classified by the number of intermediaries between producer and consumer.[1] A level zero channel has no intermediaries. This is typical of direct marketing. A level one channel has a single intermediary. This flow is typically from manufacturer to retailer to consumer.
Types
Category
Definition
Intensive distribution
the producer's products are stocked in the majority of outlets.[1] This strategy is common for basic supplies, snack foods, magazines and soft drink beverages.
Selective distribution
means that the producer relies on a few intermediaries to carry their product.[1] This strategy is commonly observed for more specialised goods that are carried through specialist dealers, for example, brands of craft tools, or large appliances.
Exclusive distribution
means that the producer selects only very few intermediaries.[1] Exclusive distribution is often characterised by exclusive dealing where the reseller carries only that producer's products to the exclusion of all others. This strategy is typical of luxury goods retailers such as Gucci.

Channel mix

In practice, many organizations use a mix of different channels; in particular, they may complement a direct sales-force, calling on the larger accounts, with agents, covering the smaller customers and prospects. In addition, online retailing or e-commerce is leading to disintermediation. Retailing via smartphone or m-commerce is also a growing area.

Managing channels

The firm's marketing department needs to design the most suitable channels for the firm's products, then select appropriate channel members or intermediaries. The firm needs to train staff of intermediaries and motivate the intermediary to sell the firm's products. The firm should monitor the channel's performance over time and modify the channel to enhance performance.

Channel motivation

To motivate intermediaries the firm can use positive actions, such as offering higher margins to the intermediary, special deals, premiums and allowances for advertising or display.[1] On the other hand, negative actions may be necessary, such as threatening to cut back on margin, or hold back delivery of product.

Channel conflict

Channel conflict can arise when one intermediary's actions prevent another intermediary from achieving their objectives.[1] Vertical channel conflict occurs between the levels within a channel and horizontal channel conflict occurs between intermediaries at the same level within a channel.

References

1.      ^ a b c d e f g Kotler, Keller and Burton, 2009. Marketing Management, Pearson Education Australia: Frenchs Forest

External links



 

Sabtu, 18 Mei 2013

Learning from data (Case-Based Reasoning)



Metode case based reasoning adalah salah satu metode untuk membangun sistem pakar dengan pengambilan keputusan dari kasus yang baru dengan berdasarkan solusi dari kasus – kasus sebelumnya. Konsep dari metode case based reasoning ditemukan dari ide untuk menggunakan pengalaman – pengalaman yang terdokumentasi untuk menyelesaikan masalah yang baru. Para decisionmaker kebanyakan menggunakan pengalaman – pengalaman dari problem solving terdahulu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi sekarang.
CBR menggunakan pendekatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligent) yang menitikberatkan pemecahan masalah dengan didasarkan pada knowledege dari kasus-kasus sebelumnya. Apabila ada kasus baru maka akan disimpan pada basis pengetahuan sehingga sistem akan melakukan learning dan knowledge yang dimiliki oleh sistem akan bertambah. Secara umum, metode ini terdiri dari 4 langkah, yaitu:

1. Retrieve (memperoleh kembali) kasus atau kasus-kasus yang paling mirip.
Task ini dimulai dengan pendeskripsian satu/sebagian masalah dan berakhir apabila telah ditemukan kasus sebelumnya yang paling cocok. Sub tasknya mengacu pada identifikasi fitur, pencocokan awal, pencarian, dan pemilihan.

2. Reuse (menggunakan) informasi dan pengetahuan dari kasus tersebut untuk memecahkan permasalahan.
Proses reuse dari solusi kasus yang telah diperoleh dalam konteks kasus baru difokuskan pada dua aspek yaitu:
- perbedaan antara kasus yang sebelumnya dan yang sekarang
- bagian apa dari kasus yang telah diperoleh yang dapat ditransfer menjadi kasus baru

3. Revise (meninjau kembali/memperbaiki) usulan solusi.
Fase ini terdiri dari dua tugas, yaitu :
- Mengevaluasi solusi kasus yang dihasilkan oleh proses reuse. Jika berhasil, maka dilanjutkan dengan proses retain,
- Jika tidak maka memperbaiki solusi kasus menggunakan domain spesifik pengetahuan.
4. Retain (menyimpan) bagian-bagian dari pengalaman tersebut yang mungkin berguna untuk memecahkan masalah di masa yang akan datang.
Proses ini terdiri dari memilih informasi apa dari kasus yang akan disimpan, disimpan dalam bentuk apa, cara menyusun kasus untuk agar mudah untuk menemukan masalah yang mirip, dan bagaimana mengintegrasikan kasus baru pada struktur memori.
Pada saat terjadi permasalahan baru, pertama-tama sistem akan melakukan proses Retrieve. Proses Retrieve akan melakukan dua langkah pemrosesan, yaitu pengenalan masalah dan pencarian persamaan masalah pada database.
Setelah proses Retrieve selesai dilakukan, selanjutnya system akan melakukan proses Reuse. Di dalam proses Reuse, sistem akan menggunakan informasi permasalahan sebelumnya yang memiliki kesamaan untuk menyelesaikan permasalahan yang baru. Pada proses Reuse akan menyalin, menyeleksi, dan melengkapi informasi yang akan digunakan. Selanjutnya pada proses Revise, informasi tersebut akan dikalkulasi, dievaluasi, dan diperbaiki kembali untuk mengatasi kesalahan-kesalahan yang terjadi pada permasalahan baru. Pada proses terakhir, system akan melakukan proses Retain. Proses Retain akan mengindeks, mengintegrasi, dan mengekstrak solusi yang baru. Selanjutnya, solusi baru itu akan disimpan ke dalam knowledge-base untuk menyelesaikan permasalahan yang akan datang. Tentunya, permasalahan yang akan diselesaikan adalah permasalahan yang memiliki kesamaan dengannya.

history
CBR jejak akar untuk karya Roger Schank dan murid-muridnya di Universitas Yale pada awal tahun 1980. Model Schank tentang memori dinamis adalah dasar bagi sistem CBR awal: Janet Kolodner yang CYRUS dan IPP Michael Lebowitz ini.

Sekolah lain dari CBR dan bidang serumpun muncul pada 1980-an, yang diarahkan pada topik-topik seperti penalaran hukum, penalaran berbasis memori (cara penalaran dari contoh pada mesin massal paralel), dan kombinasi dari CBR dengan metode penalaran lainnya. Pada 1990-an, minat CBR tumbuh secara internasional, sebagaimana dibuktikan oleh pembentukan Konferensi Internasional tentang Penalaran Berbasis Kasus pada tahun 1995, serta Eropa, Jerman, Inggris, Italia, dan lainnya lokakarya CBR.

Teknologi CBR telah mengakibatkan penyebaran sejumlah sistem yang sukses, awal menjadi Lockheed CLAVIER, sistem untuk meletakkan bagian komposit harus dipanggang dalam oven konveksi industri. CBR telah digunakan secara luas dalam aplikasi help desk seperti sistem SMART Compaq dan telah menemukan area aplikasi utama dalam ilmu kesehatan.

Kamis, 16 Mei 2013

STRUKTUR DATA



    

  • Map memperdulikan unik identifier (key) [2].
  • Map menggunakan method equals dari key yang dimasukkan untuk menentukan apakah telah ada key tersebut di dalam collection [2].
  • Map memiliki method-method yang berhubungan dengan key [2]
 Class HashMap
  • Semakin efisien mehtod hashCode dari key, maka semakin baik performance yang akan kita dapatkan [2].
  • HashMap mengijinkan sebuah null key dan multiple null value pada collection [2]. 


Class Hashtable
  • Versi synchronized dari HashMap [2].
  • Hashtable tidak mengijinkan null key ataupun null value [2].

Class LinkedHashMap
  • Lebih lambat dari HashMap dalam memasukkan dan penghapusan elemen [2].
  • Iteration yang lebih cepat bila dibandingkan dengan HashMap [1].

Interface SortedMap


Class TreeMap

  • Elemen-elementnya pasti ascending natural order [1&2].
  • TreeMap memiliki constructor yang dapat menyebabkan kita dapat mengatur aturan order dari TreeMap, dengan menggunakan Comparable ataupun Comparator [2].